Jangan basahi malam ini dengan bening air mata
Dari hulu di sudut matamu
Se gumpal kesedihan yang membatu
Biarkan perlahan terkikis waktu
Sebuah pintu senantiasa menunggu terbuka oleh tanganmu
Di luar sepetak dunia masih tersenyum manis untukmu
Sebentang jalan jua masih luas untuk langkahmu
Mereka menanti hatimu menuju ngarai bahgia
Bangun, beranjaklah segerah..!!!
Simpan air matamu
Tak perlu terpaku merawat sendu
Demi setitik debu yang mudah berlalu…
Oleh: Khar S-Mail
Minggu, 07 November 2010
Atas Nama Cinta
Untaian lidah dengan kalimat-kalimat rindu
Sebatas menanti sebuah pertemuan
Emosi berkabut sebagai cermin cemburu
Sebatas tak sanggup pada sebuah perpisahan
Cinta bukanlah sekedar manipestasi nafsu
Butuh pertemuan dan perpisahan sebagai pelampiasan
Cinta bukanlah seperti misteri malam kelabu
Butuh rindu dan cemburu sebagai penerangan
Cinta adalah kebutuhan akan keindahan
Menyatu, tanpa batas, tanpa sekat.......
Oleh: Khar S-Mail
Perpisahan Tak Memisahkan Kita
Kasih.............................
Ternyata semua begitu cepat
Seperti mimpi yang bias pada remang
Aku dan dirimu pernah bersama
Lalu hilang terhanyut air mata
Kita tak pernah inginkan semua ini
Setelah bersama mengukir awan di langit
Lantas meminta mendung turunkan hujan
Tuk hapus segalanya dan membenamkannya
Kasih.......................
Kita tetap satu adanya
Esok ketika mentari bersinar
Kau akan temukan aku
Pada awan-awan yang lain
Maafkan aku................
Jika sejak kita menyatu
Hanya fajar yang dapat kau saksikan
Aku belum mampu mengukir pelangi
Pada senja yang pernah kau pinta
Terimakasih............
Air matamu tlah menegaskan aku
Bahwa aliran sungai begitu deras
Tak cukup hanya sekedar mengalir
Harusnya aku mampu tuk menjadi arus......
Oleh: Khar S-Mail
Ternyata semua begitu cepat
Seperti mimpi yang bias pada remang
Aku dan dirimu pernah bersama
Lalu hilang terhanyut air mata
Kita tak pernah inginkan semua ini
Setelah bersama mengukir awan di langit
Lantas meminta mendung turunkan hujan
Tuk hapus segalanya dan membenamkannya
Kasih.......................
Kita tetap satu adanya
Esok ketika mentari bersinar
Kau akan temukan aku
Pada awan-awan yang lain
Maafkan aku................
Jika sejak kita menyatu
Hanya fajar yang dapat kau saksikan
Aku belum mampu mengukir pelangi
Pada senja yang pernah kau pinta
Terimakasih............
Air matamu tlah menegaskan aku
Bahwa aliran sungai begitu deras
Tak cukup hanya sekedar mengalir
Harusnya aku mampu tuk menjadi arus......
Oleh: Khar S-Mail
Jumat, 05 November 2010
Cinta Terlarang
Di Kejauhan ku lihat dirimu
Tak ada seujung keberanian untuk mendekat
Di kejauhan ku tatap matamu yang bersinar mesra
Tak ada seujung keberanian untuk menyapa
Sebait kerinduan untukmu tak mampu ku obati
Sebongkah cinta untukmu tak mampu ku simpan
Karna hatiku tlah terikat seuntai janji
Takkan ku sesali
Pertemuan yang terlambat ini
Takkan kutangisi
Cinta terlarang ini
Ku syukuri debar-debar yang menghiasi hari hari ku kini
Ku syukuri letup-letup api cemburu
Ku syukuri rindu yang mengerogoti rongga-rongga hatiku
Ku syukuri cinta terlarang yang kian merasuk ke seluruh aliran darahku
Kamis, 24 Juni 2010
Sabtu, 09 Januari 2010
Beberapa Puisi Cinta Karya Kahlil Gibran
Salam kangen buat teman-teman semua yang selalu mencari puisi-puisi cinta di dunia maya untuk keperluan referensi dalam mencari cinta sejatinya….Sudahlah saya terlalu banyak bicara untuk itu saya akan memberikan beberapa puisi cinta untuk teman-teman semua yang ada di bawah ini selamat membaca…….
Beberapa Puisi Cinta Karya Kahlil Gibran
"...pabila cinta memanggilmu... ikutilah dia walau jalannya berliku-liku... Dan, pabila sayapnya merangkummu... pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu..." (Kahlil Gibran)
"...kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang" (Kahlil Gibran)
"Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta... terus hidup... sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan..." (Kahlil Gibran)
"Jangan menangis, Kekasihku... Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah... kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan" (Kahlil Gibran)
"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..." (Kahlil Gibran)
"Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini... pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang" (Kahlil Gibran)
"Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai... Dan, apa yang kucintai kini... akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai... dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya" (Kahlil Gibran)
Beberapa Puisi Cinta Karya Kahlil Gibran
"...pabila cinta memanggilmu... ikutilah dia walau jalannya berliku-liku... Dan, pabila sayapnya merangkummu... pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu..." (Kahlil Gibran)
"...kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang" (Kahlil Gibran)
"Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta... terus hidup... sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan..." (Kahlil Gibran)
"Jangan menangis, Kekasihku... Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah... kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan" (Kahlil Gibran)
"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..." (Kahlil Gibran)
"Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini... pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang" (Kahlil Gibran)
"Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai... Dan, apa yang kucintai kini... akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai... dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya" (Kahlil Gibran)
Puisi Cinta Kahlil Gibran
Puisi Cinta Kahlil Gibran
CINTA yang AGUNG
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan MASIH peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu’
Apabila cinta tidak berhasil…BEBASKAN dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas LAGI ..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu mati
bersamanya…
Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh
CINTA yang AGUNG
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan MASIH peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu’
Apabila cinta tidak berhasil…BEBASKAN dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas LAGI ..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu mati
bersamanya…
Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh
Langganan:
Komentar (Atom)
Temukan Kami Di Facebok
Puisi Cinta Ruliyadi Arman on Facebook
Diberdayakan oleh Blogger.

