Tuhan…
Saat aku menyukai seorang teman
Ingatkanlah aku bahwa akan ada sebuah akhir
Sehingga aku tetap bersama Yang Tak Pernah Berakhir…
Tuhan…
Ketika aku merindukan seorang kekasih
Rindukanlah aku kepada yang rindu Cinta Sejati Mu
Agar kerinduanku terhadap-Mu semakin menjadi
Tuhan…
Jika aku mesti mencintai seseorang
Temukanlah aku dengan orang yang Mencintai-Mu
Agar bertambah kuat cintaku pada-mu
Tuhan…
Ketika aku sedang jatuh cinta
Jagalah cinta itu
Agar tidak melebihi cintaku pada-Mu
Tuhan ketika aku berucap’aku cinta padamu’
Biarkanlah ku katakan kepada yang hatinya terpaut pada-Mu
Agar aku tak jatuh dalam cinta yang bukan karena-Mu
Sebagaimana orang bijak berucap…
Mencintai seseorang bukanlah apa-apa
Dicintai seseorang adalah sesuatu
Dicintai oleh seseorang yang kau cintai sangatlah berarti
Tapi dicintai oleh Sang Pencipta adalah segalanya…
Kamis, 31 Desember 2009
Sabtu, 19 Desember 2009
Syahadat Cinta
Saat kurangkai puisi dan sair
tidak cukup samudra airmata
untuk ceritakan hujah* cinta
melebur dalam pertalian jiwa
Kala sepasang kasih bermunajat
terdengar syahdu bait syurgawi
membasuh kering jiwa landai
berharap benih dirahim suci
Oh, alunan nada jiwa
buluh perindu awal muara
semilir bayu di altar asmara
terbangkan luruh benci prasangka
Dari liat tanah syurgawi
tercium ada, aroma wangi
satu tiupan Pembuat Cinta
wujud prasasti Syahadat Cinta
tidak cukup samudra airmata
untuk ceritakan hujah* cinta
melebur dalam pertalian jiwa
Kala sepasang kasih bermunajat
terdengar syahdu bait syurgawi
membasuh kering jiwa landai
berharap benih dirahim suci
Oh, alunan nada jiwa
buluh perindu awal muara
semilir bayu di altar asmara
terbangkan luruh benci prasangka
Dari liat tanah syurgawi
tercium ada, aroma wangi
satu tiupan Pembuat Cinta
wujud prasasti Syahadat Cinta
Separuh jiwaku dipenuhi cinta
separuhnya yang lain diisi rindu
bolehkah aku merindui wajah yang bercahaya itu
yang terbalut dalam jilbab berwarna biru
by.Iqbal Maulana
separuhnya yang lain diisi rindu
bolehkah aku merindui wajah yang bercahaya itu
yang terbalut dalam jilbab berwarna biru
by.Iqbal Maulana
Dengan senyumannya yang menawan
sebuah senyuman yang hanya diberikan untuk jiwaku
izinkan aku untuk melihat senyumnya lagi
kepada Illahi aku berharap walau untuk sekejap
sebab separuh jiwaku dipenuhi cinta
separuhnya lagi dipenuhi rindu
by.Zaenab binti Saefullah
sebuah senyuman yang hanya diberikan untuk jiwaku
izinkan aku untuk melihat senyumnya lagi
kepada Illahi aku berharap walau untuk sekejap
sebab separuh jiwaku dipenuhi cinta
separuhnya lagi dipenuhi rindu
by.Zaenab binti Saefullah
demikian pula lah cinta
hanya cinta yang tinggi
yang mampu mendaki puncak keindahannya
dan hanya orang-orang yang mengerti saja
yang bisa memahami betapa indahnya cinta
by.Iqbal Maulana
hanya cinta yang tinggi
yang mampu mendaki puncak keindahannya
dan hanya orang-orang yang mengerti saja
yang bisa memahami betapa indahnya cinta
by.Iqbal Maulana
ku tersenyum kepadamu
bukan karena ingin menggodamu
sebab.. aku takut..
diriku sendiri akan terbakar dalam godaan itu
jika Allah menuntun kita
sampai di ujung jalan bersama..
semoga…
by.Zaenab binti Saefullah
bukan karena ingin menggodamu
sebab.. aku takut..
diriku sendiri akan terbakar dalam godaan itu
jika Allah menuntun kita
sampai di ujung jalan bersama..
semoga…
by.Zaenab binti Saefullah
Pada sebuah hari
ku berjalan melangkahkan kaki
langkahku terhenti
mulutku terkunci
sebab seorang bidadari tersenyum padaku
mata ini tak ingin berbuat zinah
dan hati ini pun tak ingin dikuasai nafsu
tetapi, bidadari itu selalu hadir dalam jiwaku
siapakah bidadari itu?
kuajak seorang gadis untuk temaniku menemuinya
tapi langkahku terhenti kembali
apakah ini yang dinamakan cinta?
ku memuji kebesaran Allah
dan keindahan-Nya yang telah Dia tampakkan
sanggupkah aku mengenalnya?
by.Iqbal Maulana
ku berjalan melangkahkan kaki
langkahku terhenti
mulutku terkunci
sebab seorang bidadari tersenyum padaku
mata ini tak ingin berbuat zinah
dan hati ini pun tak ingin dikuasai nafsu
tetapi, bidadari itu selalu hadir dalam jiwaku
siapakah bidadari itu?
kuajak seorang gadis untuk temaniku menemuinya
tapi langkahku terhenti kembali
apakah ini yang dinamakan cinta?
ku memuji kebesaran Allah
dan keindahan-Nya yang telah Dia tampakkan
sanggupkah aku mengenalnya?
by.Iqbal Maulana
Selasa, 15 Desember 2009
Kamu
…andai inginku sanggup menjangkau dirimu…
untuk kumiliki sepanjang sisa hidup…
Namun nyata jalan kita telah jauh berbeda…
tak tega cinta menyatukannya lagi…
Tersenyumlah saja kau dari sana…
dan akan kusapukan airmata…
Selamanya kita akan saling bersisian,
namun tidak bersamaan…
saling mencintai, namun tidak saling memiliki…
Hanya di doa kita saling bersambut…
hanya di jembatan pelangi mimpi
kita kan selalu bertemu…
Selamanya kucinta…kamu.
untuk kumiliki sepanjang sisa hidup…
Namun nyata jalan kita telah jauh berbeda…
tak tega cinta menyatukannya lagi…
Tersenyumlah saja kau dari sana…
dan akan kusapukan airmata…
Selamanya kita akan saling bersisian,
namun tidak bersamaan…
saling mencintai, namun tidak saling memiliki…
Hanya di doa kita saling bersambut…
hanya di jembatan pelangi mimpi
kita kan selalu bertemu…
Selamanya kucinta…kamu.
Ponsel
Setiap kali ponselku bergetar, aku harap itu darimu.
Tapi tiap kali itu terjadi, tiap kali itu hanya mimpi.
Ponsel ini begitu identik dengan kamu.
Dulu…saat kita masih bersama…
Tiap kali berdering…tiap kali itu adalah darimu…
Sekarang…itu sudah tidak pernah terjadi lagi.
Mungkin nomorku telah kau hapus…
Ingin aku juga melakukan itu…
Tapi aku tahu bahwa diriku sebenarnya masih mengharapkanmu.
Tapi tiap kali itu terjadi, tiap kali itu hanya mimpi.
Ponsel ini begitu identik dengan kamu.
Dulu…saat kita masih bersama…
Tiap kali berdering…tiap kali itu adalah darimu…
Sekarang…itu sudah tidak pernah terjadi lagi.
Mungkin nomorku telah kau hapus…
Ingin aku juga melakukan itu…
Tapi aku tahu bahwa diriku sebenarnya masih mengharapkanmu.
Cinta
Cinta…
Hanya suatu rasa…
Namun dipuja…
Tanpa cinta…
Hidup hampa…
Banyak cinta…
Hidup bahagia…
Semakin maju peradaban manusia…
semakin banyak cinta palsu…
Banyak yang berlindung pada cinta…
hanya untuk dapatkan yang dia ingin…
Masih adakah kemurnian cinta di dunia?
Mungkin cinta sejati hanya legenda…
Tapi masih ada sebuah cinta sejati yang tersisa…
Cinta itu adalah cinta orangtua pada anaknya…
Hanya suatu rasa…
Namun dipuja…
Tanpa cinta…
Hidup hampa…
Banyak cinta…
Hidup bahagia…
Semakin maju peradaban manusia…
semakin banyak cinta palsu…
Banyak yang berlindung pada cinta…
hanya untuk dapatkan yang dia ingin…
Masih adakah kemurnian cinta di dunia?
Mungkin cinta sejati hanya legenda…
Tapi masih ada sebuah cinta sejati yang tersisa…
Cinta itu adalah cinta orangtua pada anaknya…
Aku percaya kamu
Aku percaya kamu…
saat orang-orang berkata buruk tentangmu…
Aku ada di sisimu…
saat mereka pergi meninggalkanmu…
Aku menghapus air matamu…
saat kau menangis dalam pelukku…
Aku selalu ada untukmu…
tanpa pedulikan dunia dan waktu…
Aku masih percaya kamu…
saat aku merasa dikhianatimu…
Aku masih di sisimu…
saat kau mulai mempermainkan aku…
Aku masih mengatakan aku sayang padamu…
saat aku rasa dirimu bukanlah yang dulu lagi…
Aku masih selalu ada untukmu…
masih tidak pedulikan dunia dan waktu…
Namun kini kau telah melukai aku…
Ku biarkan kau tikam jantungku…
karena ku yakin kau takkan melakukan itu…
Masih kuberharap ada secuil cinta di hatimu…
Tapi ternyata aku salah…
Kau ternyata tega untuk membunuh hatiku…
yang masih mencintai dirimu…
saat orang-orang berkata buruk tentangmu…
Aku ada di sisimu…
saat mereka pergi meninggalkanmu…
Aku menghapus air matamu…
saat kau menangis dalam pelukku…
Aku selalu ada untukmu…
tanpa pedulikan dunia dan waktu…
Aku masih percaya kamu…
saat aku merasa dikhianatimu…
Aku masih di sisimu…
saat kau mulai mempermainkan aku…
Aku masih mengatakan aku sayang padamu…
saat aku rasa dirimu bukanlah yang dulu lagi…
Aku masih selalu ada untukmu…
masih tidak pedulikan dunia dan waktu…
Namun kini kau telah melukai aku…
Ku biarkan kau tikam jantungku…
karena ku yakin kau takkan melakukan itu…
Masih kuberharap ada secuil cinta di hatimu…
Tapi ternyata aku salah…
Kau ternyata tega untuk membunuh hatiku…
yang masih mencintai dirimu…
Minggu, 06 Desember 2009
KADO TERINDAH
KADO TERINDAH
Kugoreskan kertas putih dengan penaku
Kutuangkan curahan rasa yang terdalam
Menikam hati yang berharap
Rasakan lepas yang tertimbun beban
Meski goresan pena tak tersyair
Kuharapkan hadirmu di telaga hidup ku
Merenda hari-hari yang tersisa
Tinggalkan berjuta kenangan abadi
Walau hanya mimpi yang terpengkal
Hadirmu bagaikan dingin rindukan selimut
Senyummu bayang dalam kerinduan
Akankah rasa terpatri walau terhempas?
Sungguh ……………
Hadirmu kado terindah dalam hidupku
Sapoetra Adonara
creative by. Fajar Ramadhan
Kugoreskan kertas putih dengan penaku
Kutuangkan curahan rasa yang terdalam
Menikam hati yang berharap
Rasakan lepas yang tertimbun beban
Meski goresan pena tak tersyair
Kuharapkan hadirmu di telaga hidup ku
Merenda hari-hari yang tersisa
Tinggalkan berjuta kenangan abadi
Walau hanya mimpi yang terpengkal
Hadirmu bagaikan dingin rindukan selimut
Senyummu bayang dalam kerinduan
Akankah rasa terpatri walau terhempas?
Sungguh ……………
Hadirmu kado terindah dalam hidupku
Sapoetra Adonara
creative by. Fajar Ramadhan
BESOK AKU AKAN IKUT
BESOK AKU AKAN IKUT
Matahari terus setia mengawasi bumi
Anginpun membelai lembut penuh kasih
Dan bulanpun setia menunjukan arah kepekatan malam
Semuanya berjalan sebagaimana mestinya
Tanpa ada yang berubah
Disinilah aku terpaku menatap mu
Akupun terus terdiam di tempat
Di bawah cahaya matahari dan belain angin
Yang selalu berhembus tatkala ia sedang menyaksikan
Kata cinta yang ku ucapkan buat mu
Ku tunggu sampai malampun tiba
Seandainya bulan dapat merayu mu
Pasti engkau akan bangkit untuk melangkah
Dan menggapai asah, cita-cita dan cinta
Seraya mengucapkan
Cinta ku hanyalah untuk mu
Sampai kapanpun
Dan akupun selalu ikut
Bersama cintaku kemanapun
Engkau melangkah dan berada.
creative by. Fajar Ramadhan
Matahari terus setia mengawasi bumi
Anginpun membelai lembut penuh kasih
Dan bulanpun setia menunjukan arah kepekatan malam
Semuanya berjalan sebagaimana mestinya
Tanpa ada yang berubah
Disinilah aku terpaku menatap mu
Akupun terus terdiam di tempat
Di bawah cahaya matahari dan belain angin
Yang selalu berhembus tatkala ia sedang menyaksikan
Kata cinta yang ku ucapkan buat mu
Ku tunggu sampai malampun tiba
Seandainya bulan dapat merayu mu
Pasti engkau akan bangkit untuk melangkah
Dan menggapai asah, cita-cita dan cinta
Seraya mengucapkan
Cinta ku hanyalah untuk mu
Sampai kapanpun
Dan akupun selalu ikut
Bersama cintaku kemanapun
Engkau melangkah dan berada.
creative by. Fajar Ramadhan
Rabu, 02 Desember 2009
KEJUJURAN HATI
Terus terang aku berkata jujur
Bahwa selam ini
Aku sangat mencintai mu
Dengan segenap hati ku
Namun engkau tak pernah mengerti
Akan hal ini
Sehingga rasa kasih sayang itu
Ku pendam hinggaselam ini
Dan pada hari ini
Ku ingin curahkan rasa kasih sayang ku
Hanya pada mu seorang
Walau ku tau engkau sudah dimiliki orang lain
Namun aku tak bisa
Membohongi apa kata hati ku sendiri
Biarlah semuanya ini ku jadikan
Kenangan dan pedoman dalam hidup ku ini
Makassar,01 januari 2009
Fajar Ramadhan
Bahwa selam ini
Aku sangat mencintai mu
Dengan segenap hati ku
Namun engkau tak pernah mengerti
Akan hal ini
Sehingga rasa kasih sayang itu
Ku pendam hinggaselam ini
Dan pada hari ini
Ku ingin curahkan rasa kasih sayang ku
Hanya pada mu seorang
Walau ku tau engkau sudah dimiliki orang lain
Namun aku tak bisa
Membohongi apa kata hati ku sendiri
Biarlah semuanya ini ku jadikan
Kenangan dan pedoman dalam hidup ku ini
Makassar,01 januari 2009
Fajar Ramadhan
Selasa, 01 Desember 2009
puisi cinta
Dear...
Sungguh sulit bagiku...
Menepis bayang dirimu...
Dikala harus kututurkan ...
Syairmu telah sampai ditangan...
Setulus hati kupinta padamu...
Jangan hilangkan kasihmu...
Disini tetap ku ulurkan...
Benang biru persahabatan...
Percayalah...!
Jalinan persahabatan yang sejati ...
Jauh lebih berarti...
Dari cinta kekasih...
Jangan kau tukar persahabatan...
Dengan permusuhan...
Karna persahabatan itu indah...
Mengertikah kau...sobat...
Dear ...
Kabut putih turun dilembah kasih...
Sejuk semilir pagi membasahi hati...
Membelai perlahan namun pasti...
Seputih dan sesuci cinta ini...
Meski senja bergulir diatas badai...
Lihatlah sekarang, ta’ pernah kubayangkan...
Cinta tulus itu ada, aku menunggumu...
Membuktikan kemurnian hati yang kau beri...
Dan...sampai kapan aku harus menanti...
Dear...
Malam jangan berhenti membelaimu...
Mengantarmu kedunia impian indah ...
Menyambut sang kekasih hati...
Hingga sang fajar memberikan indah...
si ciptaan sendiri........
Dear...
Kujabat kembali tangan keramahtamahan...
Yang pernah kau hadirkan kepadaku dimasa lalu...
Ingin aku ta’ membiarkannya memudar...
Walau nanti kutau telah tiba saat dihancurkan...
Mimpi yang kukira bisa ku genggam...
Ternyata berdesau pelan dijantungku...
Menggeliat , hanya seperti merintih...
Menyambut apa yang kucari sendiri...
Hanya ada satu kata yang perlu diteriakkan...
Jika kuteramat sedih oleh semua...
Aku ingin menatap sebuah tempat...
Dimana kau letakkan keramahtamahan ta’ terhingga...
Dear...
Usah kau cari arti diriku...
Sebab aku ini hembusan bayu...
Yang mengalun mengiringi harimu...
Menyusuri rindu yang hilang...
Walau samar terbayang...
Sirna menjelang...
Dear...
Jangan pernah harap aku kembali...
Sebab aku laksana angin...
Yang datang dari segala penjuru...
Dan kalau kau masih menyimpan rindu...
Bunuh saja rasa sepi...
Lantas lupakan kenangan yang dulu...
Dear...
Dibalik pesona cakrawala nan jauh...
Aku tidak mencari makna tentangmu...
Hanya saja cemas semakin mencekam...
Bagai sinar hari membelah ruang rindu...
Menyeret bahagia tu’ lupakan sejenak kenangan...
Ketika bintang jatuh ta’ ada kata-kata mengalir...
Seakan derita terlupa jika nyawa sudah tiada...
Jika saja kehadiranmu ta’ membekas dipasir...
Ku ingin sendiri dengan maut...
Dimana kulontarkan cinta kelam...
Tenggelam dalam gelombang surut...
Dear...
Seribu tetes rindu...
Menggenag dalam aura jiwaku...
Mengalirkan kisah kembali kepangkuanku...
Berbisik waktu membangunkan sayapku...
Inginku terbang menemuimu...
Titik warna menggurat jemari tanganmu...
Kembali raga menerawang waktu...
Memanggil memori meniti secercah kenangan...
Teringat kau akan kasihku sayang...
Disini kuterbaring membeku...
Kunanti hangat wajahmu menerpa...
Menanti aku direlung diri ta’ bertepi...
Kesunyian menikam hasrat hidup...
Dear...
Dimana kan kugapai bayangan indahmu..?
Mengundang lagu meraih hangat senyummu...
Kunanti angan dirimu menghampiri mimpiku...
Menabur bunga suci nirwana diistanaku...
Ku ingin kembali pandangi wajah manismu...
Lembut wajahmu menutup kilau mentari...
Merangkul jasadku dibalik tabir kerinduan...
Menghapus debu derita menggapai bahtera bahagia...
Melejit hasrat membias sisa angan yang lalu...
Pancaran keletihan tenggelam didalam dada...
Lembaran rindu terus menggangguku...
Menggila dalam aliran darahku...
Biarkan aku terus menyebut namamu...
Dear...
Duhai burung yang berkicau riang...
Dengarkah kau sebuah kisah...
Kisah seorang gadis yang lari...
Menangis ditengah badai...
Menatap lukisan tanpa sang ayah...
Memandang bulan putih nan pasi...
Adakah ksatria yang akan datang...
Sebagai pahlawan...
Membawa suara yang lirih...
Tertiup tarian bayu...
Penantian ta’ akan pernah berhenti...
Sampai detik terakhir melangkah...
Hingga sampai pada tujuannya...
Walau pagar tinggi menjulang...
Dear...
Ku kirim kata-kata...
Sebagai bantal untuk mengukir mimpi indahmu....
Kukirim perhatian sebagai selimut...
Untuk memberi kehangatan disepanjang malammu...
Kukirim doa untuk menjaga hingga pagi menyambut dirimu...
Secercah harapan tersimpan...
Dibalik kesunyian dan kegelapan...
Doa penuh kerinduan...
Mengantar badan ke alam impian...
Dear...
Mendung bergulir diatas bayu...
Gelegar petir membelah angkasa...
Ku coba melawan hati...
Meski lirih terdengar nyanyian nurani...
Disudut ruang hati menjelma...
Begitu kebersamaan berkesudahan...
Dikeheningan malam aku melupakannya...
Ditikku menjadi ta’ berarti sejak ia pergi...
Dear...
Setiap hembusan angin membawa harimu...
Setiap mimpi hadir nampakkan bayangmu...
Lukiskan wajahmu meradang rinduku...
Sambut aku dengan senyummu...
Dan cintamu tu’ ringankan beban dipundakku...
Ku ingin kau jadi tempat dimana aku berhenti...
Tu’ tenangkan jiwa...
Dear...
Mentari berkilau menerangi hati galau...
Seakan perih telah terobati...
Ku ta’ berharap kau hadir kembali...
Walau perih mengiris ulu hati...
Ketika ku tengok wakyu...
Terlihat samar kau terbayang dimuka...
Seraut wajah yang sama...
Dibalik pesona hatinya...
Kutemukan kerinduan...
Dear...
Semakin mencintai semakin terasa maya...
Walau tidak terucap kata hati kian nyata...
Bawalah cinta ini dalam tidur panjangmu...
Biarkan rindu terus membisu...
Jemput aku dipenghujung usiaku...
Dipintu surga kita bertemu...
Dear...
Dikeheningan malam aku memanggil namamu...
Lewat cahaya rembulan aku menitipkan rindu...
Dan satu tanya kapan engkau kembali disisiku...
Bernyanyi bersama menyejukkan kalbu...
Dear...
Habis sudah terkikis waktu...
Segala cintaku pupus ditelan makna terdahulu...
Kasihmu sunyi membawa kehampaan...
Seperti dahulu hingga nanti...
Kau hadir kembali...
Melambai pulang perlahan...
Sayang... perih ini membekas...
Terkoyak-koyak menunggu seorang diri...
Meski perih kau torehkan...
Kaulah pelita dimalam gelap...
Tapi... jangan harap hati kan meredam...
Seiring kau pulang kepangkuanku...
Dear...
Malam telah berlalu dengan pedihku...
Menyisakan goresan luka...
Semburat jingga menjadi kelabu...
Kala ta’ ada perbendaharaan kata-kata...
Kawan... masihkah kau ada untukku..?
Bila sunyi mulai mengisi hari-hariku...
Ada kalanya hati mulai merindu...
Walau rindu ini ta’ ada arti lagi bagimu...
Dear...
Inginku bersimpuh demi jiwa yang lusuh...
Sembari menangis bersujud dipangkuanmu...
Merajut tali kasih yang ta’ bertepi...
Demi jiwa yang haus mensyukuri nikmatmu...
Tuhan... dalam sujudku ada sebaris doa...
Yang maknanya terukir disanubari...
Walau hati kelam menyelimuti rasa...
Kan kugapai bahagia dimalam sepertiga...
DEAR... MY COMRADE...
KAWAN... MASIH INGAT PUISI YANG SEKEJAB KITA BACA ?
MUNGKIN...
AKU DAN KAMU KELIRU MEMBACA HURUF-HURUF TUHAN...
TAPI KITA...
BEGITU YAKIN MENULISNYA DALAM SEBUAH CATATAN...
“ Andai engakau tau setiap kenangan yang terlewati adalah bagian terindah sekaligus bagian teramat sulit dilupakan, padahal kenangan itu akan meninggalkan kita dengan mudah sedangkan kita ta’ mungkin dengan mudah meninggalkan kenangan...
.
Dear...
Mungkin kau pernah bertanya raguku diujung senja...
Kala ku tuturkan asa dan rasa yang berjelaga...
Semalam ku coba bertanya pada rasa bila aku mengenalmu...
Sepanjang malam ku coba menerka...
Setiap goresan adalah makna...
Semalam kubiarkan diri menyendiri...
Mencari arti sepenggal rasa yang kau tawarkan...
Semalam kubiarkan kemurnian jiwa...
Bila aku tiba, karena rasa yang kau tawarkan diujung kalbu...
Dear...
Sungguh sulit bagiku...
Menepis bayang dirimu...
Dikala harus kututurkan ...
Syairmu telah sampai ditangan...
Setulus hati kupinta padamu...
Jangan hilangkan kasihmu...
Disini tetap ku ulurkan...
Benang biru persahabatan...
Percayalah...!
Jalinan persahabatan yang sejati ...
Jauh lebih berarti...
Dari cinta kekasih...
Jangan kau tukar persahabatan...
Dengan permusuhan...
Karna persahabatan itu indah...
Mengertikah kau...sobat...
Dear ...
Kabut putih turun dilembah kasih...
Sejuk semilir pagi membasahi hati...
Membelai perlahan namun pasti...
Seputih dan sesuci cinta ini...
Meski senja bergulir diatas badai...
Lihatlah sekarang, ta’ pernah kubayangkan...
Cinta tulus itu ada, aku menunggumu...
Membuktikan kemurnian hati yang kau beri...
Dan...sampai kapan aku harus menanti...
Dear...
Malam jangan berhenti membelaimu...
Mengantarmu kedunia impian indah ...
Menyambut sang kekasih hati...
Hingga sang fajar memberikan indah...
si ciptaan sendiri........
Dear...
Kujabat kembali tangan keramahtamahan...
Yang pernah kau hadirkan kepadaku dimasa lalu...
Ingin aku ta’ membiarkannya memudar...
Walau nanti kutau telah tiba saat dihancurkan...
Mimpi yang kukira bisa ku genggam...
Ternyata berdesau pelan dijantungku...
Menggeliat , hanya seperti merintih...
Menyambut apa yang kucari sendiri...
Hanya ada satu kata yang perlu diteriakkan...
Jika kuteramat sedih oleh semua...
Aku ingin menatap sebuah tempat...
Dimana kau letakkan keramahtamahan ta’ terhingga...
Dear...
Usah kau cari arti diriku...
Sebab aku ini hembusan bayu...
Yang mengalun mengiringi harimu...
Menyusuri rindu yang hilang...
Walau samar terbayang...
Sirna menjelang...
Dear...
Jangan pernah harap aku kembali...
Sebab aku laksana angin...
Yang datang dari segala penjuru...
Dan kalau kau masih menyimpan rindu...
Bunuh saja rasa sepi...
Lantas lupakan kenangan yang dulu...
Dear...
Dibalik pesona cakrawala nan jauh...
Aku tidak mencari makna tentangmu...
Hanya saja cemas semakin mencekam...
Bagai sinar hari membelah ruang rindu...
Menyeret bahagia tu’ lupakan sejenak kenangan...
Ketika bintang jatuh ta’ ada kata-kata mengalir...
Seakan derita terlupa jika nyawa sudah tiada...
Jika saja kehadiranmu ta’ membekas dipasir...
Ku ingin sendiri dengan maut...
Dimana kulontarkan cinta kelam...
Tenggelam dalam gelombang surut...
Dear...
Seribu tetes rindu...
Menggenag dalam aura jiwaku...
Mengalirkan kisah kembali kepangkuanku...
Berbisik waktu membangunkan sayapku...
Inginku terbang menemuimu...
Titik warna menggurat jemari tanganmu...
Kembali raga menerawang waktu...
Memanggil memori meniti secercah kenangan...
Teringat kau akan kasihku sayang...
Disini kuterbaring membeku...
Kunanti hangat wajahmu menerpa...
Menanti aku direlung diri ta’ bertepi...
Kesunyian menikam hasrat hidup...
Dear...
Dimana kan kugapai bayangan indahmu..?
Mengundang lagu meraih hangat senyummu...
Kunanti angan dirimu menghampiri mimpiku...
Menabur bunga suci nirwana diistanaku...
Ku ingin kembali pandangi wajah manismu...
Lembut wajahmu menutup kilau mentari...
Merangkul jasadku dibalik tabir kerinduan...
Menghapus debu derita menggapai bahtera bahagia...
Melejit hasrat membias sisa angan yang lalu...
Pancaran keletihan tenggelam didalam dada...
Lembaran rindu terus menggangguku...
Menggila dalam aliran darahku...
Biarkan aku terus menyebut namamu...
Dear...
Duhai burung yang berkicau riang...
Dengarkah kau sebuah kisah...
Kisah seorang gadis yang lari...
Menangis ditengah badai...
Menatap lukisan tanpa sang ayah...
Memandang bulan putih nan pasi...
Adakah ksatria yang akan datang...
Sebagai pahlawan...
Membawa suara yang lirih...
Tertiup tarian bayu...
Penantian ta’ akan pernah berhenti...
Sampai detik terakhir melangkah...
Hingga sampai pada tujuannya...
Walau pagar tinggi menjulang...
Dear...
Ku kirim kata-kata...
Sebagai bantal untuk mengukir mimpi indahmu....
Kukirim perhatian sebagai selimut...
Untuk memberi kehangatan disepanjang malammu...
Kukirim doa untuk menjaga hingga pagi menyambut dirimu...
Secercah harapan tersimpan...
Dibalik kesunyian dan kegelapan...
Doa penuh kerinduan...
Mengantar badan ke alam impian...
Dear...
Mendung bergulir diatas bayu...
Gelegar petir membelah angkasa...
Ku coba melawan hati...
Meski lirih terdengar nyanyian nurani...
Disudut ruang hati menjelma...
Begitu kebersamaan berkesudahan...
Dikeheningan malam aku melupakannya...
Ditikku menjadi ta’ berarti sejak ia pergi...
Dear...
Setiap hembusan angin membawa harimu...
Setiap mimpi hadir nampakkan bayangmu...
Lukiskan wajahmu meradang rinduku...
Sambut aku dengan senyummu...
Dan cintamu tu’ ringankan beban dipundakku...
Ku ingin kau jadi tempat dimana aku berhenti...
Tu’ tenangkan jiwa...
Dear...
Mentari berkilau menerangi hati galau...
Seakan perih telah terobati...
Ku ta’ berharap kau hadir kembali...
Walau perih mengiris ulu hati...
Ketika ku tengok wakyu...
Terlihat samar kau terbayang dimuka...
Seraut wajah yang sama...
Dibalik pesona hatinya...
Kutemukan kerinduan...
Dear...
Semakin mencintai semakin terasa maya...
Walau tidak terucap kata hati kian nyata...
Bawalah cinta ini dalam tidur panjangmu...
Biarkan rindu terus membisu...
Jemput aku dipenghujung usiaku...
Dipintu surga kita bertemu...
Dear...
Dikeheningan malam aku memanggil namamu...
Lewat cahaya rembulan aku menitipkan rindu...
Dan satu tanya kapan engkau kembali disisiku...
Bernyanyi bersama menyejukkan kalbu...
Dear...
Habis sudah terkikis waktu...
Segala cintaku pupus ditelan makna terdahulu...
Kasihmu sunyi membawa kehampaan...
Seperti dahulu hingga nanti...
Kau hadir kembali...
Melambai pulang perlahan...
Sayang... perih ini membekas...
Terkoyak-koyak menunggu seorang diri...
Meski perih kau torehkan...
Kaulah pelita dimalam gelap...
Tapi... jangan harap hati kan meredam...
Seiring kau pulang kepangkuanku...
Dear...
Malam telah berlalu dengan pedihku...
Menyisakan goresan luka...
Semburat jingga menjadi kelabu...
Kala ta’ ada perbendaharaan kata-kata...
Kawan... masihkah kau ada untukku..?
Bila sunyi mulai mengisi hari-hariku...
Ada kalanya hati mulai merindu...
Walau rindu ini ta’ ada arti lagi bagimu...
Dear...
Inginku bersimpuh demi jiwa yang lusuh...
Sembari menangis bersujud dipangkuanmu...
Merajut tali kasih yang ta’ bertepi...
Demi jiwa yang haus mensyukuri nikmatmu...
Tuhan... dalam sujudku ada sebaris doa...
Yang maknanya terukir disanubari...
Walau hati kelam menyelimuti rasa...
Kan kugapai bahagia dimalam sepertiga...
DEAR... MY COMRADE...
KAWAN... MASIH INGAT PUISI YANG SEKEJAB KITA BACA ?
MUNGKIN...
AKU DAN KAMU KELIRU MEMBACA HURUF-HURUF TUHAN...
TAPI KITA...
BEGITU YAKIN MENULISNYA DALAM SEBUAH CATATAN...
“ Andai engakau tau setiap kenangan yang terlewati adalah bagian terindah sekaligus bagian teramat sulit dilupakan, padahal kenangan itu akan meninggalkan kita dengan mudah sedangkan kita ta’ mungkin dengan mudah meninggalkan kenangan...
.
Dear...
Mungkin kau pernah bertanya raguku diujung senja...
Kala ku tuturkan asa dan rasa yang berjelaga...
Semalam ku coba bertanya pada rasa bila aku mengenalmu...
Sepanjang malam ku coba menerka...
Setiap goresan adalah makna...
Semalam kubiarkan diri menyendiri...
Mencari arti sepenggal rasa yang kau tawarkan...
Semalam kubiarkan kemurnian jiwa...
Bila aku tiba, karena rasa yang kau tawarkan diujung kalbu...
Langganan:
Komentar (Atom)
Temukan Kami Di Facebok
Puisi Cinta Ruliyadi Arman on Facebook
Arsip Blogku
-
▼
2009
(15)
-
▼
Desember
(15)
- CInta
- Syahadat Cinta
- Separuh jiwaku dipenuhi cintaseparuhnya yang lain ...
- Dengan senyumannya yang menawansebuah senyuman yan...
- demikian pula lah cintahanya cinta yang tinggiyang...
- ku tersenyum kepadamubukan karena ingin menggodamu...
- Pada sebuah hariku berjalan melangkahkan kakilangk...
- Kamu
- Ponsel
- Cinta
- Aku percaya kamu
- KADO TERINDAH
- BESOK AKU AKAN IKUT
- KEJUJURAN HATI
- puisi cinta Dear...Sungguh sulit bagiku...Menepis ...
-
▼
Desember
(15)
Diberdayakan oleh Blogger.
