Selasa, 01 Desember 2009

puisi cinta
Dear...
Sungguh sulit bagiku...
Menepis bayang dirimu...
Dikala harus kututurkan ...
Syairmu telah sampai ditangan...
Setulus hati kupinta padamu...
Jangan hilangkan kasihmu...
Disini tetap ku ulurkan...
Benang biru persahabatan...
Percayalah...!
Jalinan persahabatan yang sejati ...
Jauh lebih berarti...
Dari cinta kekasih...
Jangan kau tukar persahabatan...
Dengan permusuhan...
Karna persahabatan itu indah...
Mengertikah kau...sobat...



Dear ...

Kabut putih turun dilembah kasih...
Sejuk semilir pagi membasahi hati...
Membelai perlahan namun pasti...
Seputih dan sesuci cinta ini...
Meski senja bergulir diatas badai...

Lihatlah sekarang, ta’ pernah kubayangkan...
Cinta tulus itu ada, aku menunggumu...
Membuktikan kemurnian hati yang kau beri...
Dan...sampai kapan aku harus menanti...



Dear...

Malam jangan berhenti membelaimu...
Mengantarmu kedunia impian indah ...
Menyambut sang kekasih hati...
Hingga sang fajar memberikan indah...

si ciptaan sendiri........

Dear...

Kujabat kembali tangan keramahtamahan...
Yang pernah kau hadirkan kepadaku dimasa lalu...
Ingin aku ta’ membiarkannya memudar...
Walau nanti kutau telah tiba saat dihancurkan...
Mimpi yang kukira bisa ku genggam...
Ternyata berdesau pelan dijantungku...
Menggeliat , hanya seperti merintih...
Menyambut apa yang kucari sendiri...
Hanya ada satu kata yang perlu diteriakkan...
Jika kuteramat sedih oleh semua...
Aku ingin menatap sebuah tempat...
Dimana kau letakkan keramahtamahan ta’ terhingga...


Dear...

Usah kau cari arti diriku...
Sebab aku ini hembusan bayu...
Yang mengalun mengiringi harimu...
Menyusuri rindu yang hilang...
Walau samar terbayang...
Sirna menjelang...



Dear...

Jangan pernah harap aku kembali...
Sebab aku laksana angin...
Yang datang dari segala penjuru...
Dan kalau kau masih menyimpan rindu...
Bunuh saja rasa sepi...
Lantas lupakan kenangan yang dulu...

Dear...

Dibalik pesona cakrawala nan jauh...
Aku tidak mencari makna tentangmu...
Hanya saja cemas semakin mencekam...
Bagai sinar hari membelah ruang rindu...
Menyeret bahagia tu’ lupakan sejenak kenangan...

Ketika bintang jatuh ta’ ada kata-kata mengalir...
Seakan derita terlupa jika nyawa sudah tiada...
Jika saja kehadiranmu ta’ membekas dipasir...
Ku ingin sendiri dengan maut...
Dimana kulontarkan cinta kelam...
Tenggelam dalam gelombang surut...


Dear...

Seribu tetes rindu...
Menggenag dalam aura jiwaku...
Mengalirkan kisah kembali kepangkuanku...
Berbisik waktu membangunkan sayapku...

Inginku terbang menemuimu...
Titik warna menggurat jemari tanganmu...
Kembali raga menerawang waktu...
Memanggil memori meniti secercah kenangan...
Teringat kau akan kasihku sayang...

Disini kuterbaring membeku...
Kunanti hangat wajahmu menerpa...
Menanti aku direlung diri ta’ bertepi...
Kesunyian menikam hasrat hidup...


Dear...

Dimana kan kugapai bayangan indahmu..?
Mengundang lagu meraih hangat senyummu...
Kunanti angan dirimu menghampiri mimpiku...
Menabur bunga suci nirwana diistanaku...

Ku ingin kembali pandangi wajah manismu...
Lembut wajahmu menutup kilau mentari...
Merangkul jasadku dibalik tabir kerinduan...
Menghapus debu derita menggapai bahtera bahagia...
Melejit hasrat membias sisa angan yang lalu...

Pancaran keletihan tenggelam didalam dada...
Lembaran rindu terus menggangguku...
Menggila dalam aliran darahku...
Biarkan aku terus menyebut namamu...


Dear...

Duhai burung yang berkicau riang...
Dengarkah kau sebuah kisah...
Kisah seorang gadis yang lari...
Menangis ditengah badai...
Menatap lukisan tanpa sang ayah...
Memandang bulan putih nan pasi...
Adakah ksatria yang akan datang...
Sebagai pahlawan...
Membawa suara yang lirih...
Tertiup tarian bayu...
Penantian ta’ akan pernah berhenti...
Sampai detik terakhir melangkah...
Hingga sampai pada tujuannya...
Walau pagar tinggi menjulang...



Dear...

Ku kirim kata-kata...
Sebagai bantal untuk mengukir mimpi indahmu....
Kukirim perhatian sebagai selimut...
Untuk memberi kehangatan disepanjang malammu...
Kukirim doa untuk menjaga hingga pagi menyambut dirimu...

Secercah harapan tersimpan...
Dibalik kesunyian dan kegelapan...
Doa penuh kerinduan...
Mengantar badan ke alam impian...


Dear...

Mendung bergulir diatas bayu...
Gelegar petir membelah angkasa...
Ku coba melawan hati...
Meski lirih terdengar nyanyian nurani...
Disudut ruang hati menjelma...
Begitu kebersamaan berkesudahan...
Dikeheningan malam aku melupakannya...
Ditikku menjadi ta’ berarti sejak ia pergi...


Dear...

Setiap hembusan angin membawa harimu...
Setiap mimpi hadir nampakkan bayangmu...
Lukiskan wajahmu meradang rinduku...
Sambut aku dengan senyummu...
Dan cintamu tu’ ringankan beban dipundakku...
Ku ingin kau jadi tempat dimana aku berhenti...
Tu’ tenangkan jiwa...

Dear...

Mentari berkilau menerangi hati galau...
Seakan perih telah terobati...
Ku ta’ berharap kau hadir kembali...
Walau perih mengiris ulu hati...

Ketika ku tengok wakyu...
Terlihat samar kau terbayang dimuka...
Seraut wajah yang sama...
Dibalik pesona hatinya...
Kutemukan kerinduan...




Dear...

Semakin mencintai semakin terasa maya...
Walau tidak terucap kata hati kian nyata...
Bawalah cinta ini dalam tidur panjangmu...
Biarkan rindu terus membisu...
Jemput aku dipenghujung usiaku...
Dipintu surga kita bertemu...


Dear...

Dikeheningan malam aku memanggil namamu...
Lewat cahaya rembulan aku menitipkan rindu...
Dan satu tanya kapan engkau kembali disisiku...
Bernyanyi bersama menyejukkan kalbu...




Dear...

Habis sudah terkikis waktu...
Segala cintaku pupus ditelan makna terdahulu...
Kasihmu sunyi membawa kehampaan...
Seperti dahulu hingga nanti...
Kau hadir kembali...
Melambai pulang perlahan...

Sayang... perih ini membekas...
Terkoyak-koyak menunggu seorang diri...
Meski perih kau torehkan...
Kaulah pelita dimalam gelap...
Tapi... jangan harap hati kan meredam...
Seiring kau pulang kepangkuanku...



Dear...

Malam telah berlalu dengan pedihku...
Menyisakan goresan luka...
Semburat jingga menjadi kelabu...
Kala ta’ ada perbendaharaan kata-kata...

Kawan... masihkah kau ada untukku..?
Bila sunyi mulai mengisi hari-hariku...
Ada kalanya hati mulai merindu...
Walau rindu ini ta’ ada arti lagi bagimu...



Dear...

Inginku bersimpuh demi jiwa yang lusuh...
Sembari menangis bersujud dipangkuanmu...
Merajut tali kasih yang ta’ bertepi...
Demi jiwa yang haus mensyukuri nikmatmu...

Tuhan... dalam sujudku ada sebaris doa...
Yang maknanya terukir disanubari...
Walau hati kelam menyelimuti rasa...
Kan kugapai bahagia dimalam sepertiga...




DEAR... MY COMRADE...

KAWAN... MASIH INGAT PUISI YANG SEKEJAB KITA BACA ?
MUNGKIN...
AKU DAN KAMU KELIRU MEMBACA HURUF-HURUF TUHAN...
TAPI KITA...
BEGITU YAKIN MENULISNYA DALAM SEBUAH CATATAN...




“ Andai engakau tau setiap kenangan yang terlewati adalah bagian terindah sekaligus bagian teramat sulit dilupakan, padahal kenangan itu akan meninggalkan kita dengan mudah sedangkan kita ta’ mungkin dengan mudah meninggalkan kenangan...


.



Dear...

Mungkin kau pernah bertanya raguku diujung senja...
Kala ku tuturkan asa dan rasa yang berjelaga...
Semalam ku coba bertanya pada rasa bila aku mengenalmu...
Sepanjang malam ku coba menerka...
Setiap goresan adalah makna...
Semalam kubiarkan diri menyendiri...
Mencari arti sepenggal rasa yang kau tawarkan...
Semalam kubiarkan kemurnian jiwa...
Bila aku tiba, karena rasa yang kau tawarkan diujung kalbu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar